Geser ke atas untuk baca artikel
Example 325x300
Example 120x600
Example 120x600
Teknologi

Telegram Pesaing Utama WhatsApp yang Kian Mendunia

×

Telegram Pesaing Utama WhatsApp yang Kian Mendunia

Sebarkan artikel ini

Alenia.id – Telegram, aplikasi perpesanan instan yang didirikan oleh Pavel Durov, terus menunjukkan pertumbuhan pesat sepanjang tahun 2024.

Dengan jumlah pengguna aktif bulanan yang mencapai lebih dari 950 juta pada Juli 2024, Telegram kini semakin mendekati dominasi WhatsApp, yang memiliki lebih dari 2 miliar pengguna aktif hingga akhir 2023.

Meski selisihnya masih signifikan, pertumbuhan Telegram yang luar biasa telah memantapkan posisinya sebagai salah satu platform paling berpengaruh di dunia. Apa rahasia suksesnya?

Komitmen pada Kebebasan dan Privasi

Telegram didirikan pada 2013 oleh Pavel Durov, seorang pengusaha asal Rusia yang meninggalkan negaranya pada 2014 setelah menolak tuntutan pemerintah untuk menyensor komunitas oposisi di media sosial VK miliknya.

Ia kemudian mendirikan Telegram dengan prinsip utama: kebebasan berbicara dan privasi pengguna.

“Pengguna aktif bulanan kami akan tembus 1 miliar pada tahun ini,” ungkap Durov dalam wawancaranya dengan Reuters.

Menurut Durov, pertumbuhan Telegram seperti “kebakaran hutan” karena pengguna semakin menyadari pentingnya platform yang netral dan tidak memihak.

Daya Tarik Telegram

Salah satu keunggulan Telegram adalah fitur enkripsi canggihnya yang menjamin keamanan percakapan pengguna. Hal ini membuat Telegram populer di negara-negara dengan aturan ketat terhadap kebebasan berekspresi.

Selama konflik Rusia-Ukraina pada 2022, Telegram menjadi salah satu platform utama untuk pertukaran informasi.

Meski platform ini sering dipuji karena keterbukaannya, banyak kritik muncul akibat maraknya penyebaran disinformasi.

Namun, Durov menegaskan bahwa Telegram akan tetap netral dan bebas dari intervensi pemerintah.

“Saya lebih baik bebas ketimbang tunduk pada perintah siapa pun,” katanya.

Tantangan Besar: Tekanan dari Pemerintah dan Rival

Kesuksesan Telegram tidak terlepas dari berbagai tantangan. Durov menyebut beberapa pemerintah mencoba menekan Telegram untuk membatasi penyebaran informasi tertentu.

Bahkan, ia mengklaim FBI pernah mencoba merekrut insinyur Telegram untuk menciptakan backdoor yang dapat membobol sistem enkripsi platform.

Selain tekanan dari pemerintah, Telegram juga menghadapi persaingan ketat dari raksasa teknologi seperti Apple dan Alphabet (Google).

Menurut Durov, kedua perusahaan ini memiliki kekuatan besar untuk menyensor konten dan mengakses data pengguna secara langsung.

“Dua platform tersebut benar-benar bisa menyensor apa saja yang Anda baca, serta mengakses semua yang ada di smartphone Anda,” ujarnya.

Langkah ke Depan: Siap Melantai di Bursa Saham

Laporan Financial Times pada Maret 2024 mengungkapkan bahwa Telegram sedang mempersiapkan langkah besar dengan melantai di bursa saham Amerika Serikat.

Langkah ini dianggap sebagai strategi untuk memperkuat posisi Telegram di pasar global dan mendekati tingkat dominasi platform seperti WhatsApp, Facebook, YouTube, dan Instagram.

Dubai: Rumah Netral untuk Telegram

Durov memilih Dubai sebagai markas besar Telegram karena Uni Emirat Arab dianggap sebagai negara netral yang tidak terlibat dalam konflik geopolitik.

“Uni Emirat Arab ingin berteman dengan semua orang dan tidak berafiliasi dengan negara adidaya mana pun,” kata Durov.

Kesimpulan

Dengan terus tumbuhnya jumlah pengguna aktif, inovasi fitur, dan komitmen pada kebebasan berbicara, Telegram telah membuktikan diri sebagai salah satu platform yang patut diperhitungkan di era digital ini.

Apakah Telegram akan benar-benar menyaingi WhatsApp di masa depan? Waktu yang akan menjawab. Namun, satu hal yang pasti, Telegram telah menjadi simbol penting bagi mereka yang mencari privasi dan kebebasan dalam komunikasi digital. (*)

Example 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *